Selasa, 12 November 2013

PUISI



PENJARA SUCI
karya : Nina Nurhasanah

penjara suci
penjara terindah
kala gundah menerpa
ayat ayat allah menjadi sandaranku
tak lelah bagi tahanan
mengkaji ilmu dari kalam ilahi
aku rindu penjara suci
penjara menuju surga allah
penjara menuju kesuksesan akhirat
aku rindu penjara suci
berperan sebagai tahanan penjara suci
bersama para tahanan suci

SEPOTONG KAYU
karya : Nina Nurhasanah

Aku hanya sepotong kayu
yang kuat, tetapi patah
karena dirimu
aku hanya sepotong kayu
yang kau ambil
tetapi kau bakar aku
aku hanya sepotong kayu
yang kau jadikan penopang hidup
hingga akhirnya kau abaikan aku
aku hanya sepotong kayu
yang kau biarkan kehujanan
hingga aku membusuk 
dan tak berguna lagi
begitulah cintamu kepada ku

MAKALAH CINTA
karya : Nina Nurhasanah

Bertemu denganmu begitu singkat
kau menyapa
dengan kata pengantar yang begitu manis
melihat parasmu
sepertinya aku melihat 
bayangan daftar isi hidupmu yang begitu cerah
aku tak meminta perpanjangan waktu kepada tuhan
untuk dekat dengan dirimu
untuk apa aku mendekat
jika kamu menjauh
itu hanya akan menimbulkan
rumusan masalah cinta dalam hidupku
itu hanya akan menimbulkan
hipotesis cinta dalam pikiranku
dan aku akan bertanya
apa latar belakang tuhan mempertemukan ku denganmu
hingga akhirnya aku tertarik untuk meneliti hati mu
tujuanku hanya ingin tahu
sebesar apa implementasi cintamu
hingga akhirnya aku ingin membahasmu
teori cinta apa lagi 
yang menjadikan kamu salah satu pilihanku
bagaimana cara dirimu membuatku begitu mengharapkanmu
kamu adalah objek kajian hatiku
dan aku menunggu kesimpulan cintamu
tapi aku takut
kamu memiliki banyak daftar pustaka cinta

MENUNGGU
karya : Nina Nurhasanah

Hati ini meleleh
ketika lembutya cinta
menyentuh hati ini
kau tau keju?
keju ketika terkena panas
meleleh bukan
begitulah rasanya
hati ini terasa terbawa
oleh ombak cinta mu yang begitu kencang
angin cinta meniup meniup hatiku
jiwa ini selalu mengharapkan kehadiranmu
dimanakah dirimu
aku menunggu
selalu menunggu
di temani angin malam yang menyentuh begitu lembut
di temani malam yang tak pernah menyapa
di temani hujan yang membuat rindu ini tak pernah kering
aku menunggu
menunggu kau pulang
dari medan perang
tak peduli kau duakan aku
dengan senjata mu
aku tak akan pernah menggurkan rasa ini
meskipun kau gugur disana